Sabtu, 19 November 2011

Sejarah Roti


Beribu – ribu  tahun yang lalu, manusia hidup mengembara, sambil berburu dan mencari buah – buahan yang ada di hutan yang bias dimakan. Mereka juga mulai mengenal hidup dengan bercocok tanam. Tadinya bulir gandum mereka kunyah begitu saja. Namun ternyata Uh, keras! Jadi, mereka tumbuk dan beri air supaya lembek, Adonan yang tersisa mereka jemur sampai kering untuk bekal perjalanan. Lalu mereka tahu, makanan menjadi lebih enak kalau dibakar. Jadi, adonan gandum mereka pipihkan di permukaan batu yang dipanaskan dengan api.
Sekitar 4.600 tahun yang lalu, di Mesir ada orang lupa mengeringkan adonan tepung. Adonan itu meragi. Setelah dibakar, rasanya lebih empuk dan lebih enak, Sejak itu, mereka sengaja meragikan dulu adonan tepung supaya mengembang.
Roti masa itu belum seempuk dan seenak sekarang. Membuatnya pun menjijikkan tidak seperti sekarang. Tepung, air, dan adonan ragi dicampur lalu diinjak-injak oleh para budak. Namun roti tidak lagi dibakar di api terbuka, tetapi di dalam tungku primitif berbentuk kerucut. Masa itu para pekerja Mesir bukan diupah dengan uang, tetapi dengan roti. Sampai sekarang, dalam bahasa Inggris pencari nafkah disebut breadwinner, orang yang berjuang untuk mendapat roti. Kata ’roti’ sering dipakai untuk menggantikan kata ’rezeki’. Sampai sekarang, roti tradisional di Timur Tengah, India, dan Afrika masih pipih. Roti kemudian menjadi makanan pokok di pelbagai bagian dunia.
Pembuatan roti terus berkembang dari waktu ke waktu. Kita mengenal berbagai macam, bentuk, dan rasa roti. Di Indonesia kita biasa makan roti tawar yang empuk, putih, berbentuk kotak, dan kulitnya tipis. Orang Prancis menyukai roti panjang dan langsing seperti tabung, kulitnya tebal, dalamnya empuk, sedangkan orang Jerman dan Rusia menyukai roti dari gandum.

2 komentar: